Senin, 12 Januari 2015

Pdt. Dr. K.A.M Jusuf Roni, Dihambat Tapi Merambat

Keputusannya untuk meninggalkan keyakinan yang dipeluknya sejak kecil dan sepenuhnya percaya pada Ketuhanan Yesus menjadikan Yusuf Roni sebagai orang yang sangat dibenci. Ia dicaci, dimaki bahkan dipenjara, namun pria kelahiran Palembang itu tetap teguh dalam iman dan meneruskan pelayanannya menjangkau jiwa-jiwa.

Saat namanya di-googling, begitu banyak situs yang muncul dalam daftar tersebut. Hanya saja, tak banyak yang mengungkap tentang pelayanan yang sudah dilakukannya sejak ia memutuskan masuk ke ladang Tuhan di era tahun 70-an atau lebih dari 30 tahun yang lalu.
            Sebagian besar diantara situs-situs itu justru menghujatnya habis-habisan dari berbagai sudut pandang. Ada yang mengkritisi materi-materi yang pernah ia sampaikan dalam pelayanan, bahkan ada pula yang langsung menyerang pribadinya.
            Ia adalah Kemas Abubakar Masyhur Jusuf Roni. Namun jemaat dari berbagai denominasi Kristen di Indonesia bahkan di luar negeri lebih mengenalnya dengan nama Pdt. Dr. K.A.M Jusuf Roni.  
            Dalam kesaksian yang diunduh dari situs di internet disebutkan Jusuf Roni lahir pada 6 Desember 1946 sebagai anak tunggal dari Kemas M. Toha Roni, seorang pemuka agama di Palembang, Sumatera Selatan.
Sebagai anak tunggal, ia dididik dan dimiliki oleh seluruh keluarga. Jadi bukan hanya orang tua kandungnya saja, namun seluruh komponen keluarga seperti kakek dan paman-pamannya ikut merasa bertanggungjawab atas pendidikannya, terutama pendidikan agama. Jadi apapun terkait dirinya, bukan hanya kewenangan orang tuanya namun harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan seluruh keluarga besar.
            Meski begitu ia justru lebih sering menerima didikan dari kakeknya, Kemas A. Roni yang merupakan keturunan langsung dari Daeng Ario Wongso, anak Tumenggung Nogowongso, cucu pangeran Fatahillah.
Kakeknya itu mendidik Jusuf Roni dengan keras sehingga ia pun tumbuh menjadi pemuda yang militan dalam memegang dan melaksanakan dan menegakkan aturan-aturan agama yang diyakininya saat itu.
Berikutnya perjalanan hidup membawanya merantau bersama keluarganya di Bandung. Disana Jusuf Roni yang telah remaja meneruskan pendidikannya di salah satu Pondok Pesantren yang cukup ternama di Jawa Barat.
Bahkan iapun aktif di berbagai organisasi sosial kepemudaan berbasis agama. Komunitas itu membuatnya kian gigih memperjuangkan ideologi agama dalam kesempatan apapun, termasuk membendung perkembangan gerakan penginjilan di Jawa Barat.
Namun dari titik itulah, kuasa Tuhan bekerja atasnya. Semakin dalam ia berada dalam kegiatannya itu, semakin keras pula pertanyaan yang muncul dari dalam jiwanya tentang Jaminan Keselamatan Jiwa dan Keselamatan akan kehadiran Surga. Dan dalam pergumulan itulah, akhirnya Jusuf Roni menemukan Yesus dalam kehidupannya.
Sumber dari berbagai situs menyatakan, Jusuf Roni berkali-kali menandaskan, keputusannya sebagai pengikut Tuhan Yesus bukan lantaran dirinya kepincut dengan iming-iming berupa materi, karena dari sisi itu ia mengaku sudah sangat berkecukupan.
Dalam kesaksiannya,  Yusuf Roni menjelaskan bahwa seseorang bisa percaya kepada Tuhan Yesus karena ia dipanggil secara rohaniah dan adanya roh kudus pada setiap hati manusia, sehingga ia sungguh-sungguh percaya akan keselamatan itu.
Keputusannya itu pun membuat ia menjadi bulan-bulanan banyak orang hingga akhirnya ia dipenjara di tahun 1979. Mengenai hal tersebut, Jusuf Roni berkata, “Dan juga salah-lah pendapat bahwa dengan menahan saya berlarut-larut bisa mengubah iman Kristen saya, karena iman percaya itu datangnya dari Tuhan, maka justru iman Kristen saya bertambah-tambah!,” tandasnya.
Dan itu terbukti dengan makin giatnya ia dalam pekerjaan pekabaran Injil. Kesaksiannya pun terbuka luas di dunia maya hingga bisa dibaca siapa saja. Kesaksian itu juga bisa dibaca dalam salah satu bukunya yang berjudul ‘Dihambat Tapi Merambat’ yang terbit di tahun 2001.
Menurutnya, dalam kehidupan seorang Kristen, kesaksian menempati tempat yang terpenting. Pasalnya kesaksian adalah manifestasi dari pengakuan iman percaya seorang Kristen. Kesaksian berarti menceritakan, memberitahukan, mengkhabarkan kepada orang lain, agar orang lain tahu, segala perbuatan Allah terhadap dirinya secara pribadi, apa yang dialaminya sehingga dia menemukan dan mendapatkan Kasih Tuhan Yesus terhadap diri pribadinya.
Kesaksian seorang Kristen dalam sikap hidupnya sehari-hari dan dalam ucapannya baik secara lisan maupun tulisan, tercermin dan terpancarlah bahwa ia seorang Kristen. Menurutnya, Kekristenan tanpa kesaksian adalah ke Kristenan yang lumpuh, berarti juga iman Kristianinya kering dan tandus karena tidak ada hujan berkat dari sorgawi.*lud dari berbagai sumber

14 komentar:

  1. ok mbak ken artikelnya menarik untuk disimak ijin copas nggih www.haleluyafm.com

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. ada banyak contoh yang bisa dilihat di sekeliling kita,,,,: soekarno & hatta, gandhi atau mandela,,,,, juga tokoh lainnya........ keteguhan hati saat menapaki terjalnya jalan yang harus dilalui tak menyurutkan mereka untuk mengubah apa yang mereka percayai..... keteguhan itu pastinya,,,,, berasal dari hati,,,., dan hati manusia satu satunya yang diberi kebebasan berkehendak, bebas memilih apapun sebagai pegangannya,, namun seperti halnya yang berlaku terhadap setiap pemberian,,,, pemberian kebebasan untuk berkehendak itu akan dimintai pertanggung jawabannya,,,,.... kelak,.!!

    BalasHapus
  4. mohon untuk bisa memberikan data yang valid mengenai riwayat pak jusuf roni nama pesantrennya, nama sekolahnya dulu, lalu sebab dia masuk penjara tahun 79, kasusnya apa dan diadili di pengadilan manas, serta penjara/LP mana, terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungan anda di blog ini. Sebagaimana tersurat diatas, bahwa tulisan ini dibuat dengan mengambil data beberapa sumber. Diantaranya dari pernyataan yang disampaikan Bp. Jusuf Roni saat menyampaikan khotbah di gereja kami dan sumber literasi yang sudah ada sebelumnya, yakni dari buku maupun situs-situs di internet.
      Namun dalam khotbahnya itu, narasumber tidak menjelaskan secara rinci mengenai hal-hal yang anda tanyakan sehingga kami merasa tidak perlu menambahkan keterangan mengenai hal tersebut meski informasi mengenai hal itu telah disebutkan dalam sumber-sumber literasi yang kami baca. Sekali lagi terima kasih.

      Hapus
  5. 1. Berdasarkan surat keterangan dari pusat administrasi akademi IKIP bandung NO.259 P.T 25R.II 4/0/1979 tertanggal 22 Mei 1979 Jusuf Roni tidak pernah tercatat sebagai mahasiswa IKIP Bandung.

    2. Surat rector Universitas Islam Indonesia Nusantara Bandung NO.78/R-UIN/D/V91997 tertanggal 2 september 1979 Jusuf Roni pun tidak pernah tercatat sebagai mahasiswa UIN Bandung.

    3. Surat kepala kantor direktorat jendral bina tuna warga Bandung no P.R.II.LL/D.P/2383/79 tertanggal 22 mei 1979 menyatakan bahwa Jusuf Roni sudah pernah meringkuk di penjara Banceuy Bandung dalam kasus tindak pidana. Jadi Jusuf Roni adalah seorang recidivist.

    4. Jusuf roni bukan asli Palembang tapi berdarah campuran asing (;China Kristen).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkkwkw.. bani onta kerjanya cuma kawin, menganiaya dan buat fitnah. Nama bagus tapi palsu.

      Hapus
    2. Antonius prasetyo anda punya data tentang surat2 tersebut atau anda hanya membual.
      1. Penulisan penomoran saja jelas anda karang sendiri
      2. Tahun pada nomor surat dan tahun pada tanggal surat tidak singkron.

      Hapus
  6. Tidak perlu meladeni orang yang namanya saja mungkin palsu, Antonius PrasetyoPrasetyo ,nama rekayasarekayasa ,kecuali dia punya KTPKTPKTPKTP ELEKTRONIK - BISA DICEK. Untuk kerukunan sebagai saudara sebangsa lebih baik saling mengunggah KTP ,supaya jawaban bisabisa dipertanggung jawabkanjawabkan .

    BalasHapus
  7. KAM YUSUF RONI mantan resedivis... dan cuma cari duit dgn mengatasnamsjan agama... dia dan junaidi salat sama selevel... sok pintar tapi akhirnya ketahuan bohongnya . Ngaku2 dari pesantern tp bahasa arab saja belopotan dan memberi terjemahan sj ngarang salah2....

    BalasHapus
  8. Saya kangen dengan Gereja Kristen Rahmani Indonesia ( GKRI , Sahid Jaya Hotel ) kemana saya bisa beribadah lagi dengan Bapak Pdt Jusuf Ronny yg saya kasihi ??

    BalasHapus